PENGERTIAN KREATIVITAS
Salah satu
masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan mengembangkan
kreativitas ialah bahwa ada begitu banyak definisi tentang kreativitas, tetapi
tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Mengingat
kompleksitas dari konsep kreativitas, agaknya hal ini tidak mungkin dan tidak
perlu, karena kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun
saling berkaitan tetapi penekanannya berbeda – beda. Rodhes (1961, dalam
Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas,
menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi
(person), proses, dan produk. Kreativitas dapat pula ditinjau dari
kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong ( press) individu ke perilaku kreatif.
Rodhes menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “four
p’s of creativity “,yaitu dimensi Person,Proses,
Press dan Product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu
dari empat P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi
kreatif yang melibatkan diri dalam menghasilkan produk kreatif, dan dengan
dukungan dan dorongan ( press) dari lingkungan menghasilkan produk
kreatif. Torrance ( 1988) yang memilih definisi proses tentang kreativitas,
menjelaskan hubungan antara keempat P tersebut sebagai berikut : dengan
berfokus pada proses kreatif, dapat ditanyakan jenis pribadi yang bagaimanakah
akan berhasil dalam proses tersebut, macam lingkungan yang bagaimanakah akan
memudahkan proses kreatif, dan produk yang bagaimanakah yang dihasilkan dari
proses kreatif?
Marilah kita melihat beberapa
definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P, menurut para pakar.
Definisi
pribadi
Menurut
Hulbeck (1945) “ tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian
dalam interaksi dengan lingkungannya”. Fokus pada segi pribadi jelas dalam
definisi ini.
Definisi
yang lebih baru tentang kreativitas diberikan dalam “ three-facet model of
creativity” oleh Sternberg (1988), yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan
yang khas antara tiga atribut psikologis : inteligensi, gaya kognitif, dan
kepribadian/ motivasi. Bersama – sama ketiga segi dari alam pikiran ini
membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif “.
Inteligensi meliputi terutama kemampuan
verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah,
penyusunan strategi, representasi mental, ketrampilan pengambilan keputusan,
keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum.
Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi yang kreatif menunjukkan kelonggaran dari keterikatan pada
konvensi menciptakan aturan sendiri, melakukan hal dengan caranya sendiri,
menyukai masalah yang tidak terlau terstruktur, senang menulis, merancang,
lebih tertarik pada jabatan yang kreatif, seperti pengarang, saintis, artis,
atau arsitek.
Dimensi kepribadian/ motivasi meliputi
cirri – ciri seperti fleksibilitas, toleransi terhadap kedwiartian, dorongan
untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan,
dan pengambilan risiko yang moderat.
Definisi
proses
Definisi pada dimensi proses upaya
mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
Utami Munandar menerangkan bahwa
kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci),
suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi
dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat
lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni
Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap
dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
- Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
2. Tahap Verifikasi; adalah
tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah
mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas
memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia
dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan
variatif (divergensi berpikir).
Definisi
produk
Barron (
1969) menyatakan bahwa “ kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan /
menciptakan sesuatu yang baru “. Begitu pula menurut Haefele ( 1962) “ kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru yang mempunyai makna sosial
“. Definisi Haefele ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus
baru, tetapi kombinasinya. Unsur – unsurnya bisa saja sudah ada lama
sebelumnya. Definisi Haefele menekankan pula bahwa suatu produk kreatif tidak
hanya harus baru tetapi juga diakui sebagai bermakna.
Definisi “
press”
Definisi dan pendekatan kreativitas
yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal (diri
sendiri) berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara
kreatif, maupun dorongan eksternal (dari lingkungan sosial dan psikologis).
Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek
dorongan internal dengan rumusannya sebagai “The initiative that one
manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”. Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai
imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas
juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan
kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
PENGERTIAN KEBERBAKATAN
Apa yang
dimaksud “ keberbakatan” dan “ anak berbakat”? Dalam kepustakaan yang ditemukan
berbagai istilah dan definisi mengenai anak berbakat dan keberbakatan. Istilah
ini yang menunjukkan suatu perkembangan dari pendekatan “uni-dimensional”
( seperti definisi dari Terman yang menggunakan inteligensi sebagai criteria
tunggal untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu IQ 140) ke pendekatan “ multi-dimensional
“. Pendekatan ini yang mengakui keragaman konsep dan kriteria keberbakatan,
yaitu memerlukan cara – cara dan alat – alat yang berbeda – beda pula untuk
mengidentifikasinya.
1. Definisi ESOE tentang keberbakatan
Dalam seminar nasional mengenai Alternatif
Program Pendidikan bagi Anak Berbakat yang diselenggarakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pengembangan
Kurikulum dan Sarana Pendidikan bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan
Kreativitas pada tanggal 12- 14 November 1981 di Jakarta ( Utami Munandar,
1982), disepakati bahwa :
Anak berbakat adalah anak yang
oleh orang – orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan – kemampuan unggul. Anak – anak
tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/ atau pelayanan
di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan
mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.
Kemampuan – kemampuan tersebut, baik secara potensional maupun yang telah
nyata, meliputi :
a. Kemampuan intelektual umum
Para pendidik biasanya
mendefinisikan hal ini berdasarkan skor yang tinggi dari hasil tes inteligensi
(biasanya 2 deviasi standar di atas mean) pada pengukuran individual ataupun
kelompok. Orang tua dan guru sering dapat mengenali anak yang memiliki bakat
intelektual umum ini dari keluasan pengetahuan umumnya dan ketinggian tingkat
kosa kata, ingatan, pengetahuan kata-kata abstrak, serta daya nalar abstraknya
b. Kemampuan akademik khusus
Siswa yang memiliki bakat akademik
spesifik dapat dikenali dari kinerjanya yang menonjol dalam tes prestasi atau
tes bakat dalam satu bidang tertentu seperti bahasa atau matematika.
c. Kemampuan berpikir kreatif – produktif
Kreativitas
yang menekankan produktivitas kreativitas adalah munculnya hasil ide yang
diperoleh melalui interaksi antara keunikan individu dengan lingkungannya
d. Kemampuan memimpin
Kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk mengarahkan individu-individu atau kelompok-kelompok ke
satu keputusan atau tindakan bersama. Siswa yang menunjukkan keberbakatan dalam
kemampuan kepemimpinan mampu menggunakan keterampilan kelompok dan bernegosiasi
dalam situasi- situasi yang sulit. Banyak guru dapat mengenali kepemimpinan
dari minat dan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah. Karakteristik
kepemimpinan mencakup rasa percaya diri, tanggung jawab, kerjasama,
kecenderungan untuk mendominasi, dan kemampuan untuk mengadaptasikan diri
dengan mudah pada situasi-situasi baru. Siswa seperti ini dapat diidentifikasi dengan instrumen-instrumen seperti The Fundamental Interpersonal Relations Orientation Behavior (FIRO-B).
dengan mudah pada situasi-situasi baru. Siswa seperti ini dapat diidentifikasi dengan instrumen-instrumen seperti The Fundamental Interpersonal Relations Orientation Behavior (FIRO-B).
e. Kemampuan dalam salah satu bidang seni
Bakat seni
merupakan keunggulan dalam menggambar, melukis, memahat, dan berbagai ekspresi
artistik yang dapat ditangkap oleh mata. Sedangkan bakat pertunjukan menunjuk
pada keunggulan baik dalam musik instrumental maupun vokal, teater, dan tari. Siswa-siswa
ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan instrumen deskripsi tugas seperti the
Creative Products Scales, yang dikembangkan untuk Detroit Public Schools
oleh Patrick Byrons dan Beverly Ness Parke di Wayne State University.
f. Kemampuan psikomotor ( seperti dalam olahraga)
Ini mencakup kemampuan kinesthetik
motor seperti keterampilan praktis, spasial,
mekanik, dan fisik. Kemampuan tersebut jarang dipergunakan sebagai kriteria
dalam program keberbakatan.
Definisi ini
merupakan adopsi dari definisi U.S. Office of Education ( Maryland, 1972) dan
dalam kepustakaan biasanya disebut sebagai definisi USEO.
2. Definisi dari Abraham Maslow
Maslow
membedakan antara " kreativitas aktualisasi diri “ kreativitas talenta
khusus”. Orang – orang dengan kreativitas talenta khusus memiliki bakat atau
talenta kreatif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater,
sains, bisnis, atau bidang lainnya. Orang – orang ini bisa saja menunjukkan
penyesuaian diri dan aktualisasi diri yang baik, tetapi mungkin juga tidak.
Orang –
orang kreatif yang mampu mengaktualisasi diri adalah sehat mental, hidup
sepenuhnya dan produktif, dan cenderung menghadapi aspek kehidupannya secara
fleksibel dan kreatif.
Implikasi
dari pembedaan antara keduanya krativitas aktualisasi diri dan kreativitas
talenta khusus adalah penekanan pada pentingnya ciri – ciri afektif dari
kreativitas, ciri kepribadian, sikap, motivasi, dan predisposisi untuk berpikir
kreatif.
3. Konsepsi Renzulli tentang keberbakatan
Konsepsi “ Three-Ring Conception” dari
Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang
merupakan kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :
g. Kemampuan umum di atas rata – rata,
h. Kreativitas di atas rata – rata, dan
i. Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment cukup tinggi)
Menurut Renzulli, anak berbakat adalah mereka yang
memiliki atau berkemampuan mengembangkan gabungan ketiga kelompok sifat
tersebut dan mengaplikasikannya pada bidang kinerja kemanusiaan yang bernilai.
4. Robert
Sternberg dan Robert Wagner(1982)
Mendefinisikan keberbakatan
(giftedness) sebagai "a kind of mental self-management".
Manajemen mental kehidupan seseorang yang konstruktif dan bertujuan mempunyai
tiga elemen dasar, yaitu: mengadaptasikan diri pada lingkungan, memilih
lingkungan baru, dan membentuk lingkungan.
Menurut Sternberg dan Wagner, kunci
psikologis dasar keberbakatan intelektual terdapat dalam keterampilan
berwawasan (insight skills) yang mencakup tiga proses utama:
- Memisahkan informasi yang relevan dari informasi yang irrelevan;
- Menggabungkan kepingan-kepingan informasi yang tidak berkaitan menjadi satu keseluruhan yang terpadu;
- Mengaitkan informasi yang baru diperoleh dengan informasi yang sudah diperoleh sebelumnya.
Sternberg dan Wagner menekankan
kemampuan memecahkan masalah dan memandang siswa berbakat sebagai individu yang
mampu memproses informasi secara cepat dan mempergunakan keterampilan
berwawasan.
HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS
DAN KEBERBAKATAN
Konsepsi “ Three-Ring Conception” dari
Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang
merupakan kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :
1. Kemampuan umum di atas rata – rata,
2. Kreativitas di atas rata – rata, dan
3. Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment cukup tinggi)
Kemampuan diatas rata – rata
Salah satu
kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya
kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang
menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman (
1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan
kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa
inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach ( 1976 ) pun
menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu
mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.
Dalam
istilah “ kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur
oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir
kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial,
kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan
salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.
Kreativitas diatas rata -rata
Kelompok (
cluster) kedua yang dimiliki anak / orang berbakat ialah kreativitas sebagai
kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan
gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan
– hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.
Pengikatan diri terhadap tugas
Kelompok
karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif
ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang
mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun
mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas
tersebut atas kehendaknya sendiri.
Galton
meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “ genius “,
namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras
merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami.2009. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.